Proyek Pabrik Petrokimia Cilegon Sempat Mangkrak, Kini Diresmikan Presiden Prabowo

oleh -8 Dilihat
Proyek Pabrik Petrokimia Cilegon Sempat Mangkrak, Kini Diresmikan Presiden Prabowo

Proyek Pabrik Petrokimia Cilegon Sempat Mangkrak, Kini Diresmikan Presiden Prabowo – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa proyek pembangunan pusat pabrik petrokimia di Cilegon, Banten, sempat mangkrak selama hampir enam tahun sebelum akhirnya bisa dilanjutkan berkat dukungan Polri dan Kejaksaan.

Presiden Prabowo Subianto meresmikan pabrik milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) pada Kamis (6/11/2025). Dalam acara tersebut, Bahlil secara khusus menyampaikan apresiasi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan jajaran aparat hukum atas peran penting mereka dalam menyelesaikan hambatan proyek.

“Pak Presiden, proyek ini sempat mangkrak selama lima sampai enam tahun. Masalah tanah diselesaikan oleh kepolisian dan jaksa. Kontribusi Polri dan Kejaksaan sangat luar biasa,” ujar Bahlil di hadapan Presiden Prabowo.

🔍 Sempat Mangkrak, Diselamatkan oleh Satgas Investasi

Proyek kompleks naphtha cracker ini dimulai sejak 2016, namun terhenti akibat berbagai persoalan lahan dan administrasi. Bahlil menyebut, saat dirinya memimpin BKPM, pihaknya membentuk Satgas Investasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Banyak pihak yang diamankan karena terlibat dalam persoalan proyek ini. Banyak yang akhirnya masuk sekolah (penjara),” ujarnya disambut tawa audiens.

Ia juga mengenang masa sulit negosiasi antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan pada tahun 2020–2021, di tengah pandemi COVID-19. Beberapa staf BKPM bahkan sempat terpapar COVID-19 saat mengawal proyek strategis nasional ini agar tetap berjalan.

🏗️ Proyek Petrokimia Terbesar Dalam 30 Tahun

Pabrik Lotte Chemical Indonesia New Ethylene (LINE) di Cilegon merupakan pabrik naphtha cracker pertama dalam 30 tahun terakhir di Indonesia. Sebelumnya, proyek serupa terakhir dibangun oleh Chandra Asri pada masa pemerintahan Presiden Soeharto di era Orde Baru.

“Setelah 30 tahun, akhirnya kita bisa mengeksekusi proyek sebesar ini lagi,” kata Bahlil.

Proyek LINE termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadi bagian penting dari visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam agenda hilirisasi sumber daya alam.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat industri kimia dasar nasional, mengurangi ketergantungan impor, dan meningkatkan ekspor produk petrokimia Indonesia.

💰 Investasi Raksasa Rp62 Triliun

Proyek LINE memiliki nilai investasi mencapai USD 3,9 miliar atau sekitar Rp 62,4 triliun, menjadikannya salah satu investasi petrokimia terbesar di Asia Tenggara.

Pabrik ini akan memproduksi bahan dasar untuk industri plastik, tekstil, dan farmasi, serta membuka ribuan lapangan kerja baru di wilayah Banten dan sekitarnya.

Dengan rampungnya proyek ini, Indonesia diharapkan lebih mandiri dalam industri kimia dasar, sekaligus mampu bersaing di pasar global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.