Uji Terbang Elang Hitam Sukses, Indonesia Masuk Klub Drone MALE Dunia

oleh -23 Dilihat
oleh
Uji Terbang Elang Hitam Sukses, Indonesia Masuk Klub Drone MALE Dunia

Situs pertahanan internasional DSA baru-baru ini menyoroti capaian penting Indonesia di bidang teknologi pesawat nirawak (Drone). Indonesia kini resmi masuk jajaran negara yang mampu mengembangkan dan menerbangkan drone kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE), berkat keberhasilan uji terbang Elang Hitam (Black Eagle).

Drone ini sepenuhnya dikembangkan oleh talenta lokal dan menjadi tonggak penting menuju kemandirian teknologi pertahanan udara.

Elang Hitam Setara dengan MQ-9 Reaper AS

Elang Hitam dirancang untuk beragam misi strategis seperti intelijen, pengawasan, pengintaian (ISR), patroli perbatasan dan pesisir. Ke depannya, drone ini juga berpotensi dipersenjatai untuk serangan presisi.

Dengan kemampuan terbang hingga 20.000 kaki selama lebih dari 24 jam nonstop, Elang Hitam masuk kategori yang sama dengan MQ-9 Reaper (AS), Bayraktar Akinci (Turki), dan Heron TP (Israel).

Menurut Mohammad Arif Faisal, Direktur Pemasaran, Teknologi, dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (IAe), keberhasilan ini bukan sekadar uji teknis.

“Ini bukti nyata bahwa Indonesia mampu mengembangkan drone strategis dengan teknologi buatan dalam negeri,” ujarnya.

Kolaborasi Nasional, 100% Buatan Lokal

Uji terbang perdana dilakukan pada 28 Juli 2025 di Bandara Internasional Jawa Barat (Kertajati), Majalengka. Proyek ini dikerjakan oleh konsorsium yang dipimpin IAe, melibatkan Kementerian Pertahanan, TNI AU, BRIN, dan ITB.

Semua proses—mulai dari desain, pembuatan prototipe, integrasi sistem, hingga uji terbang—ditangani insinyur dan ahli lokal. Drone ini dilengkapi sistem kontrol otomatis, komunikasi jarak jauh, dan arsitektur terbuka untuk memudahkan peningkatan di masa depan, termasuk pemasangan senjata atau sensor tambahan.

Perubahan Peta Kekuatan Udara di Asia Tenggara

Keberhasilan ini mengukuhkan Indonesia sebagai kekuatan baru di kawasan dalam pengembangan UAV strategis. Bersama negara besar seperti AS, Tiongkok, Turki, dan India, Indonesia kini tak hanya menjadi pengguna, tapi juga produsen teknologi drone militer.

Elang Hitam diharapkan melalui tahap uji lanjutan, validasi teknis, dan sertifikasi sebelum masuk ke inventaris TNI AU atau diproduksi massal untuk pasar domestik dan ekspor. Pasar potensialnya mencakup Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.

Analis memperkirakan versi tempur (UCAV) Elang Hitam akan dilengkapi rudal berpemandu laser atau GPS, sehingga mampu melakukan serangan presisi ke target bernilai tinggi.

Mengurangi Ketergantungan Impor

Selain menjadi kebanggaan teknologi, proyek ini mendukung Minimum Essential Force (MEF)—strategi modernisasi TNI sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor alat pertahanan.

“Uji terbang ini simbol kesiapan Indonesia sejajar dengan negara maju dalam teknologi drone militer masa depan,” tegas Arif.

Persaingan di Asia Tenggara
Beberapa negara ASEAN juga berupaya mengembangkan UAV lokal.

  • Malaysia mengembangkan seri Aludra sejak 2008, namun sebagian besar masih kategori taktis dan belum sepenuhnya memenuhi spesifikasi MALE.
  • Thailand mengembangkan varian bersenjata dari Sky Scout U1, yang awalnya drone ringan. Walau belum masuk kategori MALE, langkah ini mencerminkan ambisi membangun kemampuan drone lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.